CULTURAL APPROACH TO ORGANIZATION

Posted by Unknown on May 03, 2018 in

CULTURAL APPROACH TO ORGANIZATION

KULTUR SEBAGAI METAFORA DARI KEHIDUPAN ORGANISASI

Organisasi terlihat berbeda secara keseluruhan tergantung dari bagaimana orang-orang didalamnya membangun makna.

APA ITU KULTUR: APA YANG BUKAN MERUPKAN KULTUR

Geertz, penemu teori ini, mengakui bahwa kultur adalah sebuah sistem dari makna yang tidak jelas dan sulit dipahami. Kultur merupakan jaringan signifikansi, sebuah sistem dari makna bersama. Greez juga menggaris bawahi bahwa dalam perkumpulan dengan hubungan yang dekat,  mereka mempunyai sub-kultur dan kontra budaya didalamnya.

Cultural performance atau performa kultur adalah sebuah tindakan dimana anggota mengungkapkan kultur mereka baik pada diri mereka sendiri dan juga orang lain.

Ada tiga point dari teori ini secara keseluruhan, yaitu metafora, interpretasi, dan ritual. Point-point tersebut akan dijabarkan pada penjelasan dibawah ini.

METAFORA: MENANGGAP SERIUS SEBUAH BAHASA

Secara harfiah, metafora menjelaskan sesuatu yang tidak diketahui atau membingungkan dengan menyamakannya dengan gambaran yang lebih familiar atau dikenali. Pada intinya, metafora adalah sebuah bahasa kiasan yang digunakan anggota dalam menggambarkan suatu hal. Saat digunakan anggota organisasi, metafora dapat menawarkan etnografer sebuah permulaan untuk mengakses makna yang terbagi dari kultur korporat. Contohnya adalah sekelompok mahasiswa dalam bidang IT. Sebelum diteliti, mereka mengumpamakan pusat IT mereka sebagai benteng. Sehingga jika ada kesulitan atau kebutuhan apapun yang berurusan dengan IT atau teknologi, mereka dapat 'lari' ke pusat IT mereka tersebut. Tetapi setelah menjadi partisipan penelitian etnografi, mereka merevisi metafora yang mereka gunakan menjadi 'memandu mahasiswa di dalam hutan', dimana metafora ini lebih ramah dibanding metafora yang sebelumnya digunakan. Jika mereka tetap menggunakan metafora terdahulu, akan ada kesan 'jarak' diantara mahasiswa IT dengan pengguna teknologi pada umumnya.

INTERPRETASI SIMBOLIK DARI SEBUAH CERITA

Cerita yang diceritakan terus menerus menyediakan jendela untuk melihat bagaimana jaringan signifikansi dari perusahaan atau korporat tersebut. Ada tiga tipe naratif yang mendramatisasi kehidupan organisasi:
Corporate stories adalah cerita yang mengandung ideologi pengelolaan dan bagaimana itu memperkuat kebijakan sebuah perusahaan. Setiap cabang McDonald mendengar tentang Ray Kroc, pemimpin terdahulu, sebelum mempunyai usaha dengan kesuksesan luar biasa, yaitu McDonald, ia hanyalah seorang pemungut sampah. Ia bekerja keras untuk mendapatkan kesuksesan yang ia miliki sekarang. Dan itu menjadi awal mula, dan semangat yang diilhami setiap karyawan McDonald dan menjadi ideologi yang kuat bagi perusahaan dan setiap karyawannya.

Personal stories adalah cerita yang diceritakan karyawan yang menaruh mereka pda ‘cahaya yang menguntungkan’. Contohnya pada interview Dwight Schrute dengan kru kamera, ia berbicara tentang bagaimana ia sebagai karyawan yang baik dan layak mendaptkan respek dari yang lain. Itu adalah penilaian personal dirinya sendiri. Selain itu, personal stories juga dapat berupa cerita negatif yang dilakukan satu orang yang dapat mencoreng perusahaan secara keseluruhan. Contohnya adalah seorang murid yang secara terang-terangan bertindak tidak adil saat bersaing untuk suatu proyek dengan perusahaan lain, sehingga cerita itu menyebar luas dan menjadi 'image' untuk perusahaan itu sendiri bahwa perusahaan itu tidak bersaing dengan sehat demi mendapatkan proyek. Padahal hal itu hanya dilakukan oleh satu pihak, tetapi mencoreng 'image' perusahaan secara keseluruhan.

College stories adalah positif atau negatif sebuah anekdot tentang karyawan atau pihak lain dalam sebuah organisasi; memperlihatkan bagaimana hal-hal sesungguhnya terjadi. Contohnya, Jim dan Pam, saat mendengar cerita Dwight diatas, mereka mendeskripsikan Dwight sebagai seseorang yang tidak perlu dianggap serius. Laporan kolega menafsirkan bagaimana organisasi ‘bekerja sebenarnya’.

CERITA DI DIXIE

Dixie Communication adalah perusahaan berskala medium yang menghasilkan koran dan sebuah stasiun televisi di sebuah kota bagian Selatan.  Dari cerita ini, kita dapat mengambil contoh untuk tiga tipe naratif diatas.
Corporate story: Walaupun pendiri Dixie sudah wafat, tetapi para karyawan lama memingat kembali bagaimana mereka merayakan malam natal dengan para pekerja lainnya di ruangan pers. Ideologi mereka adalah untuk mengingatkan bahwa manfaat kesehatan lebih penting dari urusan pekerjaan.
Personal story: Pekerja lama dari Dixie mengenang bagaimana dahulu ia bekerja sebelum komputer banyak digunakan. Ia bercerita bahwa pengiriman dibantu oleh merpati, yang saat itu dianggap lebih efisien dalam mengirim surat kabar. Tetapi zaman telah berubah menjadi digital, dan semua tergantikan dengan kerja mesin. Ia mengumpamakannya sebagai 'orang yang hangat versus mesin yang dingin'.
Collegial story: Setelah pergantian jabatan, boss baru dari Dixie lebih sering berbicara dengan nada dingin, superior, kata-katanya dapat terbilang jujur. Hal itu selalu menjadi bagian dari cerita.

RITUAL: INI ADALAH JALAN YANG SELALU SUDAH DAN AKAN SELALU SEPERTI INI

Ritual adalah teks yang mengartijulasikan beberapa aspek dari kehidupan berkultur, sering kali menandai adat dari bagian atau perubahan kehidupan.

Pancowsky setuju dengan Greetz bahwa beberapa ritual (seperti adu ayam di Bali) adalah ‘teks’ yang mengartikulasikan beberapa aspek dari kehidupan berkultur.
Sebagai contoh dari sisi korporat, sebuah perusahaan memiliki bagian sales call yang mempekerjakan ibu-ibu secara keseluruhan. Dengan konsep kekeluargaan, manajer yang menaungi sales call tersebut telah bekerja 30 tahun dengan jabatan yang sama, dan akrab dipanggil 'Father'. Father selalu menjenguk setiap karyawan yang melahirkan, dan bahkan datang ke rumahnya untuk menyiapkan pesta penyambutan. Jadi, jika ada karyawan yang hamil, mereka memberi pertanda atau simbol untuk cuti. Lalu father akan mencatatnya dan mencari pekerja pengganti selama masa cuti tersebut, sehingga semua karyawan merasa nyaman untuk bekerja di perusahaan itu.

DAPATKAH SEORANG MANAJER MENJADI AGEN DARI PERUBAHAN KULTURAL?

Geeetz menganggap interpretasi terbagi muncul secara natural dari semua anggota dari grup daripada secara sadar direkayasa pemimpin.

Tapi, walaupun sebuah kultur dapat dibuah, masih ada pertanyaan tersisa tentang apakah itu harus diubah. Antropologis simbolik secara tradisional memiliki gaya yang tidak mengganggu dan sesuai untuk menganalisa kristal halus—melihat, mengagumi, tetapi jangan menyentuhnya.
Untuk lebih mendalami, saya akan memberikan contoh. Pada suatu perusahaan kosmetik Y, mereka terbiasa dengan konsep perusahaan yang hangat dan kekeluargaan. Suatu saat, sebagian besar saham dibeli pihak baru demi menyelamatkan perusahaan yang dalam kondisi sangat buruk. Boss baru yang menaungi perusahaan ini dapat dibilang berbanding terbalik dengan boss sebelumnya. Boss yang baru sangatlah dingin, dan tidak memberikan toleransi untuk keperluan keluarga. Apapun alasannya, karyawan harus tetap bekerja. Hingga terjadi perubahan yang signifikan dari kultur sebelumnya dengan kultur setelah pergantian jabatan.