Monday, April 9, 2018


Functional perspective adalah pendekatan perspektif yang mendeskripsikan dan memprediksi performance sebuah grup saat empat fungsi komunikasi terpenuhi. Perspektif fungsional menspesifikasi apa yang harus dicapau komunikasi untuk membuat keputusan secara bijak.

Contoh kasus: Terbentuk dua kelompok belajar bersama menjelang UTS untuk mata kuliah teori komunikasi, kelompok dengan Adis sebagai tutor, dan kelompok Yudhy sebagai tutor.

EMPAT FUNGSI DARI PENGAMBILAN KEPUTUSAN EFEKTIF
1. Analisis Masalah
“Apakah sesuatu yang terjadi membutuhkan peningkatan atau perubahan?”
Pada hari pertama belajar bersama, kedua kelompok dituntut untuk membuat timetable atau jadwal. Kelompok belajar Adis tidak pernah lakukan analisa masalah dengan serius. Bagi mereka, membuat jadwal adalah sesuatu yang simple. Mereka lebih fokus untuk bersenang-senang, atau melepas stress sebelum UTS.
Sementara kelompok Yudhy sepakat membuat jadwal belajar secara detail pada hari pertama. Mereka juga mengatur goals pada setiap pembelajaran, dan membahas metode belajar yang akan digunakan.
2. Penetapan Tujuan (Goals Setting)
Anggota kelompok harus jelas dengan apa yang mereka berusaha capai.
Kelompok Adis tidak pernah membicarakan tujuan, objektif, stardar, target, atau kriteria. Diskusi mereka jelas mengatakan bahwa belajar tanpa tekanan adalah prioritas utama. Tetapi keputusan yang mereka ambil akan membuat diri mereka kesulitan. Karena dengan tidak adanya tujuan yang jelas, akan sulit untuk mereka untuk mengetahui apakah mereka membuat keputusan yang tepat.
Kelompok Yudhy mencapai kesepakatan akan tujuan atau goals yang harus tercapai. Mereka setuju setiap anggota kelompok harus memahami setiap materi yang dibahas di setiap pertemuan. Yang terpenting bagi mereka adalah pemahaman dan dapat mengaplikasikan teori pada contoh, agar saat waktu ujian tiba, mereka dapat menjelaskan dan memberikan contoh dengan bahasa mereka sendiri. Untuk kelompok ini, pemahaman materi dan waktu yang cukup untuk beristirahat adalah tujuan utama yang harus terpenuhi dan merupakan tujuan yang dapat diukur dari tepatnya pengambilan keputusan terakhir.
3. Identifikasi Alternatif
Yaitu pilihan alternatif untuk mencukupi dalam penyelesaian masalah.
Kelompok Adis belajar setiap seminggu sekali. Tidak ada pilihan lain yang dipertimbangkan. Menurut mereka, belajar teori komunikasi sudah cukup diadakan sekali  dalam seminggu. Dan jika Adis berhalangan, maka belajar bersama ditiadakan.
Kelompok Yudhy memikirkan alternatif pilihan hari untuk belajar, dan mereka belajar 2-3 kali dalam seminggu. Jika Yudhy berhalangan hadir, maka pembelajaran akan diubah ke hari lain.
4. Evaluasi dari Karakteristik Positif dan Negatif
Menguji ciri relatif dari setiap pilihan terhadap kriteria yang dipilih.
Karena kelompok Adis hanya fokus pada satu opsi jadwal, evaluasi mereka terhadap karakteristik relatif singkat. Banyak hal yang tidak dievaluasi.
Kelompok Yudhy mengevaluasi kekurangan dan kelebihan semua alternatif. Mereka juga mengevaluasi bahwa pembelajaran dengan durasi yang lama akan menyebabkan kebosanan.

HASIL YANG DAPAT DIPREDIKSI
Dalam waktu satu bulan, bagaimana perkembangan dua kelompok? Pada minggu pertama, semua kelompok lakukan sesuai rencana, tetapi di minggu kedua kelompok yang tidak memiliki empat fungsi diatas mengalami kesulitan. Mereka merasa pelajaran yang masuk tidak kondusif. Sementara kelompok Yudhy dapat membahas dan mengerti lebih banyak materi dalam dua minggu. Dan tentu juga terlihat dalam hasil UTS yang didapat. Kelompok Yudhy cenderung mendapat nilai yang lebih tinggi daripada anggota kelompok Adis.

PRIORITASKAN EMPAT FUNGSI
Fungsi manakah yang paling penting untuk kelompok? Studi mengatakan evaluasi dari karakteristik positif dan negatif adalah yang paling krusial.

PERAN DARI KOMUNIKASI DALAM MEMENUHI FUNGSI
Menurut Ivan Steiner, profuktifitas sebuah grup adalah potensial produktifitas dikutangin kehilangan selama proses.
Tiga tipe komunikasi dalam decision-making groups:
1. Promotive — mengajak untuk mencapai tujuan
2. Disruptive — bergeser ke arah negatif, atau menjadi tidak fokus.
3. Counteractive — back on track.

SARAN UNTUK MEREKA YANG TAHU BAHWA MEREKA BENAR
Berikut adalah 6 langkah untuk pemikiran yang reflektif:
1. Recognize sympotoms of illness (sadari apa yang salah)
2. Diagnose the cause of ailment (cari tahu penyebabnya)
3. Establish criteria for wellness (cari tahu kriteria perbaikan)
4. Consider possible remedies (cari kemungkinan pemecahan masalah)
5. Test to determine which solutions will work (uji solusi)
6. Implement or prescribe the best solution (gunakan solusi terbaik)

REFLEKSI ETIKA: ETIKA PIDATO OLEH HABERMAS
Ideal speech situation dimana partisipan bebas untuk mendengar untuk berunding dan mengemukakan pendapat tanpa rasa takut akan kendala atau kontrol. Ideal speech situation:
1. Requirement of access yaitu semua partisipan punya akses untuk berpendapat.
2. Requirement for argument yaitu semua partisipas punya akses untuk berargumen.
3. Requirement for justification yaitu pendapat yang diutarakan harus bersifat universal, bukan hanya menguntungkan pihak yang menyetujuinya.


DAFTAR PUSTAKA:
Griffin. Em. 2011. A First Look at Communication Theory 8th Edition. New York:McGraw Hill.

2 comments

Good job, Frisca!Sudah bisa pakai bahasa sendiri yang mudah dipahami. Hanya saja di bagian contoh yang analisis masalah dan penetapan tujuan belum dijelaskan kira2 masalah apa yang mereka hadapi dan tujuan apa yang ingin mereka capai. Lengkapi ya dan Senin 16/04 sudah jadi revisinya.

REPLY

Sudah direvisi ya buuu. Semoga sesuai. Terimakasih buuu 🙏

REPLY

Caramel Ice Cream . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates