APA YANG MEMBUAT UNCERTAINTY REDUCTION THEORY SEBAGAI TEORI OBJEKTIF YANG BAIK?
Tentu, ada skala-skala tertentu yang dapat digunakan demi mengukur keefektifitasan maupun tingkat kebaikan suatu teori. Kali ini, kita akan membahas tentang kebaikan uncertainty reduction theory sebagai teori objektif yang baik, sesuai dengan kriteria-kriteria yang tertulis dalam buku A First Look at Communication Theory oleh Em Griffin.
1. PENJELASAN DATA
Sudah tertulis secara jelas bahwa tujuan dari uncertainty reduction theory adalah untuk to explain and to predict, yang bermakna untuk menjelaskan dan memprediksi alternatif mana yang kemungkinan terjadi. Berger mempercayai pemahaman Fritz Heider atas manusia, bahwa kita selalu menggambarkan kesimpulan mengapa orang lain melakukan apa yang mereka lakukan. Kita butuh untuk memprediksi dan menjelaskan. Sebagai contoh, jika kita bertemu orang baru dan orang itu tidak memperlakukan kita dengan baik, kita harus mencari tahu apa penyebabnya.
2. PREDIKSI DARI MASA DEPAN
Teori ini memiliki delapan aksioma beserta teorema untuk memprediksi suatu hubungan, berfokus pada pengurangan ketidakpastian dari seseorang dalam suatu hubungan. Teorema sendiri menjadi acuan akan event yang akan terjadi di masa depan. Sebagai contoh, aksioma 3 berisi tentang pencarian informasi (tingginya ketidakpastian menyebabkan peningkatan pencarian informasi. Dengan berkurangnya ketidakpastian, tingkat pencarian informasi menurun) dan aksioma 6 tentang kesamaan (kesamaan antara individu mengurangi ketidakpastian, ketidaksamaan hasilkan peningkatan ketidakpastian), menurut teorema niscaya akan menghasilkan hasil yang negatif. Apa itu hasil yang negatif? Hasil negatif disini dimaksudkan bahwa jika satu aksioma meningkat, maka aksioma yang lain akan menurut, dan sebaliknya. Sudah jelas bahwa teori ini memprediksi hal yang akan terjadi di masa depan. Jika … maka … akan terjadi.
3. RELATIVE SIMPLICITY
Relatif sederhana. Perlu ditekankan bahwa ada kata ‘relatif’ disini. Uncertainty reduction theory sendiri sudah relatif simple atau sederhana. Karena teori ini hanya membutuhkan kedelapan aksioma beserta teoremanya, maka kita sudah bisa menggunakan dan mengaplikasikan teori ini. Tidak diperlukan panduan yang relatif bertele-tele, atau buku yang tebal untuk mengaplikasikan teori ini dalam kejadian sehari-hari.
4. HIPOTESIS YANG DAPAT DIUJI
Tentu, teori ini berisi hipotesis-hipotesis akan terjadinya suatu hal, dalam kasus ini adalah penurunan ketidak pastian atau uncertainty dalam sebuah hubungan. Dengan adanya kedelapan aksioma dan teorema pada teori ini, tentu saja hipotesis yang ada dapat diuji. Dengan menggunakan beberapa aksioma dan melihat keterkaitannya pada teorema, hipotesis yang lahir dari teori ini dapat diuji kebenarannya dalam kehidupan nyata. Kita ambil contoh dari point nomor dua diatas yang menggunakan aksioma 3 dan aksioma 6. Dalam teori dikatakan jika tingkat kesamaan sudah tinggi dan mengurangi ketidakpastian (aksioma 6), maka akan menyebabkan penurunan pencarian informasi. Hipotesis ini dapat diuji dengan melihat pada suatu hubungan diantara dua orang pada kehidupan nyata. Misalkan, teori ini akan diuji pada Disie dan Jessica. Pada hubungan mereka yang sudah relatif dekat dan tingkat kesamaan sudah tinggi, tentu baik Disie dan Jessica tidak perlu mencari informasi tentang satu sama lain. Mengapa? Karena tingkat kesamaan sudah tinggi, otomatis mereka tidak perlu mencari informasi lagi, karena informasi-informasi tersebut tentunya sudah dimiliki satu sama lain, hingga menimbulkan tingkat kesamaan yang tinggi.
5. PRACTICAL UTILITY
Teori yang baik adalah teori yang dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya dengan teori yang fokus pada hubungan interpersonal, teori ini dapat digunakan pada kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, jika kita mengenal orang baru, kita dapat melihat kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi sesuai pada aksioma dan teorema. Maka, kita dapat memprediksikan akan menjadi seperti apa hubungan kita kedepannya. Juga, teori ini dapat dengan mudahnya digunakan. Sekali lagi, cukup hanya dengan kedelapan aksioma dan teorema, maka kita sudah bisa menggunakan teori ini dalam kehidupan sehari-hari.
6. RISET KUANTITATIF
Tentu, dengan aksioma dan teorema yang ada sudah mengindikasikan teori ini sebagai teori kuantitatif—teori yang dapat dihitung. Jelas, teori ini masuk kedalam kategori teori objektif bukan tanpa alasan yang jelas. Teori ini lebih fokus memprediksikan pengurangan ketidakpastian menggunakan angka yang dapat dihitung. Dengan aksioma dan teorema sebagai panduan yang jelas, skala pengurangan ketidakpastian dapat dengan mudahnya diukur atau dihitung.
Berikut adalah kedelapan aksioma dan teorema dalam Uncertainty Reduction Theory untuk melengkapi wawasan dalam menganalisa teori ini.
Berikut adalah kedelapan aksioma dan teorema dalam Uncertainty Reduction Theory untuk melengkapi wawasan dalam menganalisa teori ini.
AKSIOMA
Aksioma 1, Komunikasi Verbal: Mengingat tingginya level ketidakpastian fase awal, seiring meningkatnya komunikasi verbal antara dua orang asing meningkat, ketidakpastian partisipan pada hubungan tersebut akan berkurang. Saat ketidakpastian berkurang, komunikasi verbal meningkat.
Aksioma 2, Kehangatan Nonverbal: Seiring meningkatnya ekspresi affiliative nonverbal, ketidakpastian akan berkurang di situasi interaksi awal. Sebagai tambahan, berkurangnya level ketidakpastian akan sebabkan peningkatan pada ekspresi affiliative nonverbal.
Aksioma 3, Pencarian Informasi: Tingginya ketidakpastian menyebabkan peningkatan pencarian informasi. Dengan berkurangnya ketidakpastian, tingkat pencarian informasi menurun.
Aksioma 4, Pengungkapan Diri: Tingginya ketidakpastian pada hubungan sebabkan penurunan keintiman konten komunikasi. Rendahnya ketidakpastian hasilkan tingginya keintiman.
Aksioma 5, Timbal Balik: Tingginya ketidakpastian hasilkan tingginya timbal balik. Rendahnya ketidakpastian hasilkan rendahnya timbal balik.
Aksioma 6, Kesamaan: Kesamaan antara individu mengurangi ketidakpastian, ketidaksamaan hasilkan peningkatan ketidakpastian.
Aksioma 7, Kesukaan: Peningkatan ketidakpastian hasilkan penurunan kesukaan; penurunan ketidakpastian hasilkan peningkatan pada kesukaan (liking).
Aksioma 8, Jaringan Bersama: Jaringan komunikasi bersama mengurangi ketidakpastian, sementara kurangnya jaringan komunikasi bersama meningkatkan ketidakpastian.
TEOREMA
Jadi, pada intinya setelah melihat kedelapan aksioma yang ada, kita dapat memilih dan menggunakan aksioma-aksioma yang terjadi dalam hubungan interpersonal yang kita alami ataupun ingin kita teliti. Setelah menetapkan aksioma yang akan dipakai, kita melihat relatifitas kedua aksioma tersebut dalam teorema yang ada. Contoh, jika aksioma 2 (nonverbal) naik, dan aksioma 7 (liking) juga naik, maka keduanya akan menghasilkan hasil yang positif. Berarti, jika satu aksioma naik, maka aksioma yang satunya juga naik. Sementara, jika kita mendapat teorema yang berhasil negatif, berarti jika satu aksioma naik, maka aksioma lainnya akan menurun.

4 comments
Good job, Fris. Ini tepat dan sesuai sasaran, hanya saja kalau mau lebih baik lagi coba jelaskan rumus yang ada dalam teori ini. Ketika sudah ada rumus, maka akan membuat sebuah teori semakin "layak" disebut sebagai teori objektif.
REPLYNIlai sementara 82, bisa naik kalau mau betulkan poin yang saya sebutkan di atas.
Sudah di revisi ya, ibu. Terimakasih banyaak:)
REPLYNah this one looks better, so 90 would not be so overrated for you.
REPLYterimakasih banyak ibuuuu:D
REPLY